Home » , » Celoteh Maba dalam Barisan KAMMI

Celoteh Maba dalam Barisan KAMMI

(Oleh: Roby Krisnandra)



Bismillahirrohmanirrohim... 
Assalamualaikum wr. wb.
       Wahai saudaraku sekalian, beberapa waktu yang lalu kita dikejutkan dengan berita pembantaian saudara-saudara kita yang ada di Mesir. Para demonstran pendukung Presiden Mursi yang menjalankan aksi secara damai tetapi dipaksa untuk membubarkan diri dengan menggunakan senjata. Pada akhirnya ratusan dari saudara-saudara kita sesama muslim pun syahid. Sungguh ironi memang, presiden yang dipilih dengan sistem yang paling demokratis di Mesir tetapi diturunkan begitu saja oleh militer (Jenderal As-Sisi) dengan alasan-alasan yang tidak lazim. Sungguh ini mencederai sistem demokrasi itu sendiri dan sungguh ini merupakan suatu pelanggaran HAM yang berat bagi pasukan militer Mesir karena telah membantai ratusan orang yang tak bersalah. Air mata kesedihan Presiden Mursi pun mengalir, air mata itu mengalir bukan karena Presiden Mursi sedih di kudeta, bukan karena sedih melihat banyak syuhada yang syahid dalam aksi demo tersebut, karena memang pada hakikatnya syahid itu adalah cita-cita tertinggi bagi seorang muslim. Yang membuat Presiden Mursi sedih karena yang membantai para muslim itu adalah sesema muslim itu sendiri. Kenapa harus sesama muslim yang saling bantai ?? Itulah yang membuat sedih presiden Mursi.

       Tidak hanya di Mesir, saudara-saudara kita yang ada di Palestina, Suriah, Afika, dan lain-lain mereka juga menghadapi nasib yang sama. Kebebasan mereka dirampas, pembunuhan terjadi dimana-mana. Bahkan beberapa bulan yang lalu saya berkesempatan bertemu dengan saudara kita dari Palestina. Kedatangannya ke Indonesia untuk mengabarkan keadaan mereka yang ada disana. Dia bercerita tentang pembantaian yang ada di Palestina, bahkan wanita dan anak-anak serta orang yang sudah lanjut usiapun tidak luput dari kekejaman kaum Zionis. Sungguh beruntung kita yang berada di Indonesia, yang setiap malamnya masih bisa tidur dengan nyenyak ditempat tidur yang empuk. Sedangkan mereka disana setiap malam selalu dihantui dengan rasa ketakutan, setiap malam suara bom terdengar disana, setiap malam bangunan roboh menimpa penghuninya, setiap malam suara tembakan terdengar dan terkadang tembakan itu kearah mereka yang sedang berbaring ditempat tidur, setiap malam suami-suami mereka diculik dan dipenjara, tak jarang yang langsung dibunuh, setiap malam terdengar suara bayi menangis karena kelaparan, setiap malam dan sepanjang malam ketegangan dan ketakutan melanda saudar-saudara kita yang ada disana.

       Saudara-saudaraku, masih sempatkah kita tertawa dengan lebar ditengah canda kita disaat saudara-saudara kita yang lain sedang menderita? Lalu apakah kita harus diam saja melihat semua ini? Atau bahkan kita malah memalingkan muka dan menutup telinga pura-pura tidak melihat dan mendengar akan semua ini? Saudara-saudaraku, sesungguhnya setiap muslim itu adalah saudara, sesama muslim itu ibarat satu tubuh yang mana jika salah satu dari anggota tubuh itu ada yang terluka, maka semua bagian tubuh yang lain akan ikut merasakan sakitnya.

       Saudaraku, lalu bagaimana dengan KAMMI ? Diri kita ini di ibaratkan sebuah lidi, sebuah lidi akan mudah dipatahkan dan tidak akan bisa digunakan untuk menyapu sebuah halaman yang kotor penuh dengan dedaunan yang berserakan. Tetapi apabila lidi itu disatukan dengan lidi-lidi yang lain sehingga jadilah sebuah sapu, maka halaman mana yang tidak bisa dibersihkan oleh sapu itu. Lidi-lidi itupun akan kuat dan tidak akan mudah untuk dipatahkan. Begitupun juga dengan diri kita, jika kita hanya sendirian kita akan mudah dipatahkan dan tidak akan sanggup menyelesaikan permasalahan-permasalahan umat yang begitu beragam. Kita perlu bersatu, jika kita bersatu kita akan menjadi kesatuan yang kuat dan persoalan mana yang tidak bisa kita selesaikan. Dan KAMMI inilah salah satu wadah sebagai penggerak dakwah kampus yang akan menyatukan kita semua menuju UNSRI yang lebih baik.

       Sekarang semua ada di tangan kita, ikut ambil bagian atau ditinggalkan, bergerak atau digantikan. Pada hakekatnya dakwah ini akan tetap berjalan walaupun ada atau tiadanya kita didalamnya. Tetapi apakah surganya Allah itu tidaklah menggiurkan bagi kita. Sesungguhnya Allah memang akan menggantikan suatu kaum yang tertinggal di dalam dakwah dengan kaum yang lebih baik lagi dari kaum itu. Maka merugilah bagi kaum yang tertinggal. Sudah seberapa optimalkah kita didalam menjalankan estafet dakwah ini, apakah kita termasuk kaum atau generasi yang tertinggal itu, jawabannya ada pada diri kita sendiri. Semoga kita semua bukanlah termasuk golongan kaum yang tertinggal dan bukanlah golongan kaum yang merugi. Dari pada menjadi yang tertinggal, lebih baik bersama KAMMI. KAMMI memang bukanlah segala-galanya, tetapi yakinlah segala-galnya bisa terjadi bermula dari KAMMI. 

For milad ke-16 kammi,
Semangat Menebar Manfaat, Memetik Hikmah, Menabung Amal
 

Wassalamualaikum Wr.wb.

Editor: LsR

0 komentar:

Posting Komentar