Karena Alam Butuh Cinta





(Oleh: Indah Lestary)

            Negeri tercinta Indonesia merupakan salah satu negeri yang memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, laut, hutan, energi alam, air, dan banyak lagi kekayaan yang diberikan Allah kepada negeri ini, namun pada kenyataanya Negeri tercinta ini justru termasuk 5 besar kategori negeri yang memiliki hutang paling banyak dan pengangguran tertinggi. Lantas siapa yang salah?? Zat Yang Maha Pencipta atau manusianya yang tidak bisa memanfaatkan? Atau ada lagi yang berpendapat bahwa sumber kekayaan yang cukup banyak sehingga tak dapat lagi diolah?? alasan yang terkadang tidak masuk akal jika menyalahkan apa yang telah ada dan yang telah dianugerahkan oleh Yang Maha Kuasa untuk Negeri tercinta ini. Karena alasan yang paling tepat untuk menjawab kenyataan yang ada saat ini ialah kurangnya cinta manusia terhadap apa yang yang diciptakanNya.
            Namun cinta terhadap alam yang dicptakan oleh Yang Maha Kuasa dalam hal ini bukanlah dengan cara serakah mengambil semua kekayaan yang ada didalam ini, yang dimaksud cinta dengan alam ini adalah dengan merawat dan menjaga kelestariaan nya sehingga apa yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa tidak hanya bisa dimanfaatkan, namun juga tidak merusaknya. Dan kembali kepada fakta yang ada, semua hal yang tidak kita inginkan justru itulah yang terjadi dalam negeri tercinta ini. Karena dalam mengolah sumber daya alam yang ada tidak dapat dilakukan oleh semua orang, karena butuh pengetahuan yang khusus dalam mengolahnya. Dan hal ini lah yang hingga saat ini masih menjadi permasalahan bahkan kekurangan yang dimilki oleh negeri tercinta ini, tidak adanya sumber daya masyarakat yang kompeten dan memiliki pengetahuan dalam mengolah sumber daya alam yang ada.
            Seperti halnya beberapa waktu yang lalu, sebuah perjalanan panjang yang banyak sekali pelajaran yang dapat kami ambil, dan fakta kondisi masyarakat yang cukup menyayat hati ini. Kurangnya pengetahuan, pendidikan bahkan minimnya perhatian pemerintah terhadap sebuah daerah snagatlah menentukan masa depan sumber daya alam yang kita miliki. Tepatnya di desa dangku kecamatan dangku kabupaten muara enim sumatera selatan yang  memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah namun tak bisa menghasilkan ketentraman bagi masyarakat disana. Yang ada hanyalah permainan orang-orang yang calak memperlakukan masyarakat layaknya boneka, dan sumber daya alam layaknya ikan dipasar yang telah mati, dijual dengan harga rendah meskipun kandungan protein dalam ikan tersebut tak akan berubah.
            Yah, seperti itulah kondisi sumber daya masyarakat yang ada disana, bahkan sumber daya alam yang ada lebih dari cukup jika digunakan untuk membayar hutang negeri ini jika dikumpulkan tak dapat mereka gunakan dan manfaatkan dengan sebagaimana mestinya. Namun hal itu hanyalah mimpi belaka. Karena adanya pihak asing yang mengambil alih pengolahan sumber daya alam yang menjadi aset berharga daerah tersebut. Jika difikir secara logika, hal ini tidaklah dapat dicerna dengan akal sehat, karena kekayaan alam itu milik mereka, dianugerahkan oleh yang Maha uasa untuk mereka, tapi yang mereka dapatkan hanyalah pembdohan dan penurunan pemikiran yang ada. Dengan janji-janji yang manis, bahkan pembohongan nyata atas jaminan kesejahteraanpun terlontar begitu saja. Tanpa ada rasa cinta mereka perlakkukan masyarakat yang tak bedaya itu.
            Lalu mengapa mereka hanya diam saja melihat aset berharga daerah mereka digerogoti oleh harimau berbulu domba itu??,, tidak lain dan tidak bukan karena minimnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat untuk mecintai alam inilah yang membutakan mereka saat ini, hingga kondisi jalan yang menjadi jalur tempat mereka beraktifitaspun masih jauh dari kata “laya” untuk dilewati, belum lagi kesehatan yang mereka dapatkan dari polusi yang ditimbulkan oleh orang-orang yang menambang batu bara disana, menggunakan alat-alat berat yang akan merusak semua halaman mereka, hingga tak ada lagi tempat bagi anak-anak mereka bermain, belum lagi lahan pertanian yang dengan rela mereka jual dengan harga yang menurut masyarakat itu tinggi, padahal sangat jauh jika dibandingkan dengan apa yang dihasilkan oleh tanah yang mereka jual itu saat tambang batu bara dan sumber gas ada didalamnya, lahan pertanian yang menjadi penopang hidup mereka sehari-hari rela mereka jual hanya demi jaminan gaji yang kaan mereka dapat saat bekerja dibawah perintah harimau berbulu domba itu dalam kekuasaannya.  Apalagi yang bisa kita katakan saat semuanya sudah menjadi bubur dan masyarakatpun sudah terlena akan pembodohan ini??
            Siapa yang akan disalahkan jika saatnya nanti lahan tempat mereka tinggal juga akan digusur oleh penguasa yang berdarah dingin itu?? Apa yang bisa mereka lakukan jika semua batubara dan sumber gas yang ada didaerah mereka itu sudah habis diambil oleh penguasa yang tak punya hati itu? Apakah mereka hanya akan ditinggalkan dengan segudang pennyesalan dan kerusakan alam layaknya lapindo dan prefort yang saat ini tak tahu lagi bagaimana masa depannya. Yang hingga pada saatnya alam sudah tak bisa lagi mereka gunakan, tak ada lagi nikmat Yang Maha Kuasa yang dapat dinikmati, hinggaa kebahagiaan mereka terhadap kepuasan dunia akan lenyap begitu saja sat semua sumber daya alam yanga da didaerah mereka menjadi sebuah bencana yang akan melahap semua yang mereka kejar didunia.
            Namun terkadang tak bisa kita menyalahkan satu sisi dalam masyarakat saja, karena ini menyangkut masa depan negeri ini, maka semua pihakpun harus ikut terlibat didalamnya, terutama mereka yang memiliki kewenangan dalam pembuat maupun pengambilan keputusan kebijakan daerah maupun pemerintah. Yah merekalah pejabat-pejabat tinnggi negeri yang mengaku peduli masyarakat, yang mengaku wakil rakyat, yang mengaku memperjuangkan hak-hak rakyat, yang pada awalnya selalu berwajah dan bertutur kata yang manis, hingga berhianat juga akhirnya. Yang tanpa merasa malu justru ikut merugikan masyarakat dengan kebijakan yang mereka buat demi kepentingan kerja mereka tanpa memikirkan nasib orang yang menjalankan kebijakan tersebut.
            seperti hal nya di Desa Dangku ini, termasuk salah atu daerah yang berpotensi namun tidak dalam pengawasan dan perlindungan pemerintah, mereka dengan mudahnya dibodohi dan ditipu oleh pengusaha-pengusaha berdarah dingin yang selalu ingin mengambil keuntungan diatas pnderitaan orang lain. Dan tanpa daya apapun masyarakat hanya bisa mengikuti dan terpengaruh dalam pembodohan tersebut tanpa memikirkan nasib mereka kedepan, yang merea tahu adlah kesejahteraan dan materil yang memuaskan hati mereka. Semua terbodohi dan terlena akan rayuan sang harimau berbulu domba. Padahal jika pemerintah dapat mengawasi hal tersebut, maka tidak akan terjadi yang namanya pembodohan itu, tidak akan ada lagi kerugian yang didapati negara dan masyarakat sekitar khususnya, hingga kesejahteraan yang sebenarnya pasti akan mereka rasakan.
            Tapi semuanya belum terlambat, smua masih bisa kita selamatkan, alam dan kehidupan yang sejahterapun masih dapat kita wujudkan. Yaitu dengan CINTA, dengan adanya kecintaan setiap manusia terhadap alam ini, maka rasa memiliki itu pun akan timbul, perlindungan akan alam akan lebih terjaga, pengolahan sumber daya alam menjadi lahan pertanian yang lebih bermanfaat dapat dikembangkan, hingga kerusakan alam itupun tak akan merugikan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.dan sumber energi alam inipun masih dapat dijaga hingga generasi-generasi selanjutnya, terlebih lagi pemahaman akan pemberdayaan sumber daya alam baagi masyarakat itulah yang sangat penting dibutuhkan oleh masyarakat saat ini agar tak kan ada lagi pembodohan itu, hingga cinta kita terhadap alampun akan tetap selalu ada, dan akan selalu ada. Karena alam butuh cinta kita semua, sbagaimana alam ini adalah titipan Yang Maha Kuasa yang akan kita pertanggung jawabkan saat di hari pembalasan nanti, papun yang kamu berikan dan kamu ambil dari titipan allah itu, baik itu berupa keburukan maupun kebaikan pasti akan dimintai pertanggung jawabannya, sekecil apapun itu.
           

1 komentar: