Home » , , » Think Twice about "Trash"

Think Twice about "Trash"




(Oleh : Septa Galang Saputra)
Kabir. Kewirausahaan

Alternatif #KAMIJO
 Negeri ini patut untuk di perhatikan dengan segi keprihatinan yang mendalam, atas nama Muslim Negarawan. Permasalahan negeri ini bukan hanya Politik, kebudayaan, Moral ataupun Toleransi saja. Jika mengerucutkan pandangan kita dalam lingkungan yang lebih menyamankan sebuah bagian terkecil kita dalam hidup ini, yaitu lingkungan sekitar. Banyak hal yang menjadi sengketa perkonflikan saraf otak dalam benak insan pemuda mengenai Lingkungan Sekitar.
            Menurut Motivator dalam bidang perekonomian mengatakan, “dimanapun anda berada, yakinilah batasan rezeki itu tidak ada”. Membangun rasa prihatin inilah yang Setegar-tegar orang yang tegar. Mulai memasuki Intuisi yang berkecamuk dalam benak, Yaitu tentang ‘Sampah’. Sebuah kata yang mendongkolkan hati manusia yang Perfectsionist. Dalam pengertiannya yang sering muncul dalam kamus umum Indonesia, ‘sampah didefinisikan sebagai barang atau benda yang tidak terpakai lagi atau juga berarti kotoran’.
Bahkan United Nations Environment Programme (UNEP), mendefinisikan sampah sebagai suatu objek yang tidak diinginkan , dibutuhkan, atau digunakan lagi oleh pemiliknya serta membutuhkan pengolahan dan pembuangan.
            Entah tau atau pura-pura amnesia masyarakat baik kaum marginal, tokoh masyarakat maupun kaum intelektual jika menyalahkan dirinya ketika berbuat salah akan pembuangan sampah. Dalam permasalahan Tentang Persampahan ini dan bagaimana cara mengtasinya kita Perlu menggaris bawahi hal-hal yang menjadi sorotan atau pembahasan, istilahnya membuat Alternatif Kebijakan. Yang pertama kita bahas adalah dasar permasalahan yang ada, yaitu: (1) Prilaku masyarakat, (2) Tingkat ekonomi, dan (3) Pemerintahan.
            Perilaku dalam pribadi masyarakat berbeda-beda, namun yang dalam skala dominansi prilaku Konsumtif merupakan parameter yang dapat menyamakan Orang Indonesia. Sebab maraknya mindset ‘makan untuk hidup, atau hidup untuk makan’, Beda pengertian namun tetap saja dua variable yang ditemukan. Jika di akumulasikan dan dipisahkan menurut sifat penggunaannya sampah makanan sisa dari konsumsi itu akan menduduki singgasana tertinggi dengan persentase hampir 68%. Perilaku sadar atau tidaknya pun menjadi kaidah terpenting. Kemudian mulai memasuki bagian kedua, yaitu Tingkat ekonomi ini membentangkan bagian-bagian yang tersekat-sekat selayaknya Bedeng. Yang kaya mempunyai banyak barang yang silih berganti dan selalu tidak merasa cukup, jika barang yang sudah tidak digunakan finish-nya akan menjadi sampah, pun sama halnya yang miskin meskipun sulit untuk membeli barang-barang yang diinginkan namun prinsip hidup dengan membeli barang yang dibutuhkan pun cukup untuk menyumbang sampah yang tidak berguna. Yang lebih menarik adalah selaku Pemerintahan yang memegang kendali Negara ini, kurang maksimalnya solusi-solusi yang hadir dari pemerintah, hanya denda, denda, denda, dan pidana yang selalu menjadi produk unggulan dari pemerintahan, lihat Sanksi Pasal 39 (1) diancam pidana kurungan paling lama 3 bulan atau denda maksimal 50 juta.
            Transformasi gerakan harus hadir ditengah-tengah masyarakat untuk menyelesaikan Persampahan ini. Tercatat sudah banyak organisasi atau pun komunitas pecinta alam (lingkungan). Kemudian pasukan kuning dari pemerintah yang kinerjanya dengan penuh semangat namun masih saja sulit mengatasi Persampahan ini bahkan Gunung sampah banyak terbentuk di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) karena itulah batasan kerja dari pasukan kuning. Padahal banyak hal yang dapat dilakukan dengan sampah.
            Jika diklasifikasikan Sampah ini ada dua, yaitu sampah Organik dan An-organik. Flashback kembali dengan perkataan motivator “dimanapun anda berada, yakinilah batasan rezeki itu tidak ada”. Sudah jelas bahwa disetiap kita berada akan ada hal yang akan membuka pintu rejeki-Nya. Sempat mengikuti Kegiatan yang diadakan oleh PK KAMMI Al-Quds, “Kunjungan Usaha” ke Institusi Rumah Zakat kemudian mempunyai komunitas PIC yang hadir dengan penuh kasih, pemberi senyum daerah perbatasan Muara Enim – Prabumulih dengan segala solusi-solusi yang di tawarkan dan diaplikasikannya.
            Dengan tahapan-tahapan yang ada, kemudian kronologi-kronologi yang dinarasikan punggawa dari PIC sangat menggugah benak, Ini patut untuk diinisiasikan oleh PK KAMMI Al-Quds dengan personil segudang talents.  Banyak hal yang menjadi sandaran kenapa kemudian Goal Alternatif ini harus bahkan mengharuskan untuk dilakukan karena factor yang menjadi jembatan penghubung antara Masyarakat dan KAMMI, Menambah Pendanaan KAMMI untuk menjalankan Dakwah ini, Penguatan dan pensolidan antar kader, dan Brand KAMMI di masyarakat dan pemerintah termunculkan, selain itu juga, ini merupakan pengaplikasian UU (Undang-Undang) No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah bahwa prinsip dalam mengelola sampah adalah 3R. 3R adalah Reduce (mengurangi skala penggunaan barang yang sulit terurai), Reuse (Menggunakan kembali barang-barang yang sulit terurai), Dan Recycle (Mendaur ulang).
            Ini Alternatif Apa ???
Adalah Bank Sampah. Dengan Sistem Menabung sampah dan menghasilkan Keuangan sehingga  dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan Perekonomian PK KAMMI Al-Quds Universitas Sriwijaya.

Editor: LsR

1 komentar: